Kamis, 28 Desember 2017

Pengembangan Kreativitas dan Keberbakatan-DEFENISI KREATIVITAS 4P (PRODUK, PROSES, PENDORONG DAN PRIBADI)






PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KEBERBAKATAN
DEFENISI KREATIVITAS 4P
(PRODUK, PROSES, PENDORONG DAN PRIBADI)



FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA

Disusun Oleh:
3 PA 11
Kelompok 1
NO.
NAMA
MAHASISWA
NPM
1.
Fahmi Wahyu K
12515383
2.
Ridho Caesario
17515546
3.
Ratna Dwi Hanniyah
15515679
4.
Wildayati Aulia
17515568


DEPOK

NOVEMBER 2017





PEMBAHASAN MATERI

A.    Pengertian kreativitas 4P (Produk, Proses, Pendorong dan Pribadi)
Kreativitas diasumsikan sebagai sesuatu yang dimiliki atau tidak dimiliki dan tidak banyak yang dapat dilakukan melalui pendidikan untuk mempengaruhinya. Dengan kata lain, kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki oleh setiap orang, yang dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat.
Rhodes (dalam Munandar, 1999) dalam menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (Person), proses, produk, dan ditinjau dari kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong (Press) individu ke perilaku kreatif. Rhodes menyebut keempat jenis defenisi tentang kreativitas ini sebagai “Four P’s of Creativity: Person, Process, Press, Product”. Keempat P ini saling berkaitan: Pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam Proses kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan (Press) dari lingkungan, menghasilkan Produk kreatif.

   1. Definisi Produk
Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan unsur orisinalitas, kebaruan, dan kebermaknaan, seperti definisi dari Barron (dalam Munandar, 1999) yang menyatakan bahwa “kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru”. Menurut Haefele (dalam Munandar, 1999) “kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial”. Definisi Haefele menunjukkan bahwa tidak keseluruhan produk itu harus baru, tetapi kombinasinya. Sebagai contoh, kursi dan roda sudah ada selama berabad-abad, tetapi gagasan pertama untuk menggabung kursi dan roda menjadi “kursi roda” merupakan gagasan yang kreatif. Definisi Haefele menekankan pula bahwa suatu produk kreatif tidak hanya harus baru tetapi juga diakui sebagai bermakna.

Rogers (dalam Munandar, 1999) mengemukakan kriteria untuk produk kreatif adalah:
1.      Produk itu harus nyata (observable)
2.      Produk itu harus baru
3.      Produk itu adalah hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
            Demikian pula Amabile, dkk. (dalam Munandar, 1999) mendefinisikan kreativitas sebagai “produksi suatu respons atau karya yang baru dan sesuai dengan tugas yang dihadapi”.

   2. Definisi Proses
Proses kreatif dari Torrance (dalam Munandar, 1999) pada dasarnya menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu:
The process of (1) sensing difficulties, problem, gaps in information, missing elements, something asked; (2) making guesses and formulating hypotheses about these deficiencies; (3) evaluating and testing these guesses and hypotheses; (4) possibly revising and retesting them; and finally (5) communicating the result.” 

Definisi Torrance ini meliputi seluruh proses kreatif dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil. Adapun langkah-langkah proses kreatif menurut Wallas (dalam Munandar, 1999), yang sampai sekarang masih banyak diterapkan dalam pengembangan kreativitas meliputi tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.

   3. Definisi Pendorong
Kreativitas menekankan faktor pendorong (press) atau dorongan, baik dorongan internal (dari diri sendiri) maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (dalam Munandar, 1999) merujuk pada aspek dorngan internal, yaitu kemampuan kreatif dirumuskan sebagai “the initiative that one manifests by his power to break away from the usual sequence of thought”. Mengenai dorongan atau dukungan dari lingkungan, ada lingkungan yang tidak menghargai imajinasi atau fantasi, dan menekan kreativitas dan inovasi. Kreativitas juga tidak berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan konformitas dan tradisi, dan kurang terbuka terhadap perubahan atau perkembangan baru. 
Menurut Amabile, dkk. (dalam Munandar, 1999) , kreativitas tidak hanya bergantung pada keterampilan dalam bidang dan dalam berpikir kreatif, tetapi juga pada motivasi intrinsik (pendorong internal) untuk bersibuk diri dalam bekerja, dan pada lingkungan sosial yang kondusi (pendorong eksternal).
Masyarakat yang menentukan Apa dan Siapa yang dapat disebut kreatif. Sejarah dapat menyebut banyak contoh dari inventor, ilmuwan, dan senian yang dalam zamannya tidak dihargai sebagai kreatif, bahkan ada yang dianggap sebagai berbahaya. Mozart dan Van Gogh meninggal dalam keadaan miskin. Juga dalam matematika, fisika, dan kimia, pemberian atribut kreativitas merupakan proses sosial, yang seperti halnya dengan seni, bisa relatif, keliru, atau bahkan menjadi terbalik dengan perubahan zaman. Yang dulu dinilai bermakna menjadi tidak dihargai lagi, atau yang dulu tidak mendapat penghargaan, sekarang disanjung-sanjung.

   4. Definisi Pribadi
Menurut Hulbeck (dalam Munandar, 1999) “Creative action is an imposing ofone’s own whole personality on the environment in a uniqe and characteristic way.” Tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Fokus pada aspek pribadi jelas dalam definisi ini.
Definisi mutakhir tentang kreativitas yang juga menekankan pentingnya aspek pribadi diberikan Stenberg dalam “threefacet model of creativity” (1988), yaitu “kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis: inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadia/motivasi. Secara bersamaan ketiga segi dalam alam pikiran ini membantu memahami apa yang melatarbelakangi individu yang kreatif.”
Inteligensi meliputi terutama kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental, keterampilan pengambilan keputusan, dan keseimbangan serta integrasi intelektual secara umum. Gaya kognitif atau intelektual dari pribadi kreatif menunjukkan kelonggaran dan keterikatan pada konvensi, menciptakan aturan sendiri, melakukan hal-hal dengan caranya sendiri, menyukai masalah yang tidak terlalu berstruktur, senang menulis, merancang, lebih tertarik pada jabatan yang menuntut kreativitas, seperti pengarang, ilmuwan, artis, atau arsitek.
Dimensi kepribadian dan motivasi meliputi ciri-ciri seperti kelenturan, toleransi terhadap ketaksaan (ambiguity), dorongan untuk berprestasi dan mendapat pengakuan, keuletan dalam menghadapi rintangan, dan pengambilan risiko yang moderat.



DAFTAR PUSTAKA

Munandar, SCU. 1999. Kreativitas dan keberbakatan : strategi mewujudkan potensi kreatif dan bakat. Jakarta : Gramedia pustaka utama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar