Sabtu, 07 Desember 2013

Kutipan Resonansi Jiwa "Jessica"

Pada suatu malam, “Budi” seorang executive success, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas berkas pekerjaan kantor,yg dia bawa pulang kerumah,karna keesokan harinya ada rapat umum yg sangat penting dengan para pemegang saham.
Ketika sedang asik menyeleksi dokumen kantor tersebut,Putrinya Jessica datang mendekati dan berdiri dekat disampingnya sambil memegang buku cerita baaaarrruuu. Buku itu bergambar seorang peri kecil yg sangat menarik perhatian Jessica
Jessica : “pa , lihat Jessi punya buku baru baaaguss deCcCcChh!!” Jessica berusaha menarik perhatiaan ayahnya. Budi menengok kearahnya sambil menurunkan kacamatanya.kalimat yg keluar hanya kalimat basa basi
Budi : “waaah, bagus ya Jes”
Jessica : “iya papa” 
Jessica merasa senang , karena ada tanggapan dari ayahnya. 
“bacaan Jessi dong pa” pinta Jessi dengan lembut
Budi : “waaah, papa sedang sibuk sekali ni,jangan sekarang deh” sanggah Budi dengan cepat,lalu Dia mengalihkan perhatiaannya dengan kertas kertas yg berserakan didepannya.
Jessica diam, tapi dia belum menyerah,dengan suara lembut dan sedikit manja,dia kembali merayu ayahnya.
Jessica : “pa,mama bilang, paaapa mau baca untuk jessy”
Budi : “lain kalii Jessica,sana! Papa lagi banyak kerjaan nih” budi berusaha memusatkan perhatiannya kepada lembaran kertas kertas tadi.
Menit demi menit berlalu, Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu, berdiri ditempat yg penuh harap dan tiba tida Dia memulai percakapan lagi
Jessica : “pa, gambarnya bagus bagus deh,papa pasti suka.
Budi :” Jessica, papa bilang “ LAIN KALI..!!!” Budi membentaknya dengan keras, kali ini Budi berhasil membuat Jessica mundur.Matanya berkaca kaca, dan dia bergeser menjauhi ayahnyaSelang beberapa saat.... 
Jessica : “ya pa, lain kali aja ya pa” dia masih sempat mendekati ayahnya dan menyentuh lembut tangan ayahnya,dia menaruh buku cerita di pangkuan ayahnya.
Jessica :”pa, kalau papa ada waktu, papa baca keras keras ya pah, supaya Jessica bisa denger.

Hari demi hari telah berlalu tanpa terasa 2 pekan berlalu,namun permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi. Buku cerita peri kecil, belum pernah dibacakan bagi dirinya,hingga suatu sore terdengar suara hentakan keras.
Beberapa tetangga melaporkan dengan histeris,bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabuk yg membawa kendaraannya dengan kencang di depan rumah Budi.Tubuh Jessica mungil terlempar beberapa meter . Dalam keadaan yg begitu panik,ambulans didatangkan secepatnya.
Selama perjalanan menuju rumah sakit, Jessica sempat berkata dengan begitu lirih.Jessica :”papa,mama, jessi takut pa. Jessi sayang papa dan mama”
Darah segar terus keluar dari mulutnya........................,hingga...... dia tidak tertolong lagi, ketika sesampainya dirumah sakit terdekat.
Kejadian hari itu mengguncang hati nurani Budi, tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji.... Kini yg ada hanyalah sebuah penyesalan. Permintaan sang buah hati yg sangat sederhanapun tidak dia penuhi.
Masih segar terbayang dalam ingatan Budi, tangan kecil anaknya yg memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita. Kini , sentuhan kecil itu sangat berarti sekali.
Sore itu setelah segalanya berlalu , yang tersisa hanyalah kesunyian dan keheningan hati.Canda dan riang Jessica kecil , tidak akan terdengar lagi. Budi mulai membuka buku cerita peri kecil yg diambilnya perlahan dari obokan mainan Jessica dipojok ruangan. Bukunya sudah tidak baru lagi, sampulnya sudah usang dan koyak. Beberapa coretan yg tak berbentuk, menghiasi lembar lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil. Budi menguatkan hati dengan mata yg berkaca kaca. Dia membuka halaman pertama dengan suara yg sangat keras.Tampak sekali Dia berusaha membacanya dengan sangat keras. Dia terus membacanya dengan keras keras, halaman demi halaman, dengan berlinang air mata.
Budi :” Jessiiiiiiiiii..!!!, dengaaaaar..!!!, papa baca untukmu naaaaaaak..!!!” selang beberapa kata,hatinya pun memohon lagi
Budi : “jessiiiii...!!!, papa mohon ampun nak, papa sayang sama Jessiiiiii.” Seakan tiap kata dalam bacaan itu,begitu menggores lubuk hatinya .
Tak kuasa menahan sakit, Budi bersujud dan menangis,memohon kepada tuhan untuk diberi kesempatan lagi. Untuk belajar MENCINTAI.

Summary :LUANGKANLAH WAKTU UNTUK ORANG YANG ANDA CINTAI DAN KASIHI, KARNA HIDUP HANYA SEKALI”

Kutipan Resonansi Jiwa "Catatan Buku Coklat"


Cerita Cinta Sejati sepasang muda-mudi yang akhirnya menjadi suami istri, namun dalam kehidupan mereka semakin hari, semakin tidak menemukan kecocokan dalam rumah tangganya. Ini merupakan Kisah cinta sejati yang mengharukan.
Di kisahnya, bahwa si cewek begitu sayang dan setia mencintai cowoknya, dari masa-masa pacaran hingga keduanya menikah menjalani rumah tangga.Dalam kisah cinta sejati mereka, si cewek atau sang istri mencatat semua kejadian perjalanan cintanya dalam buku cokelat, baik itu menyakitkan maupun sebaliknya.
Catatan Buku cokelat tersebut merupakan salah satu bukti kesetiaan dan ketulusan sang istri kepada suaminya. Berikut adalah cerita selengkapnya.
Kisah Cinta Sejati “CATATAN BUKU COKLAT”
Lima tahun usia pernikahanku dengan Ellen sungguh masa yang sulit. Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami bertengkar karena hal-hal kecil. Karena Ellen lambat membukakan pagar saat aku pulang kantor. Karena meja sudut di ruang keluarga yang ia beli tanpa membicarakannya denganku, bagiku itu hanya membuang uang saja.
Hari ini, 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Kami bertengkar pagi ini karena Ellen kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya yang biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau kulakukan. Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungiku untuk memintaku segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja permintaannya tidak kuhiraukan.
Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja kerjaku dan beranjak pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet, aku benar-benar dibuat kesal oleh keadaan. Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen membuatku semakin kesal! Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, dua jam perjalanan kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di rumah.
Kulihat Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat aku berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya. “Ia sungguh cantik” kataku dalam hati, “Wanita yang menjalin hubungan denganku selama 7 tahun sejak duduk di bangku SMA yang kini telah kunikahi selama 5 tahun, tetap saja cantik”. Aku menghela nafas dan meninggalkannya pergi, aku ingat kalau aku sedang kesal sekali dengannya.
Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat buku itu, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku. Bertahun-tahun Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu. Sejak sebelum menikah, tak pernah ia ijinkan aku membukanya. Inilah saatnya! Aku tak mempedulikan Ellen, kuraih buku coklat itu dan kubuka halaman demi halaman secara acak.
14 Februari 1996. Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Vincent, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku
.
"Hmm… aku tersenyum, Ellen yakin sekali kalau aku yang akan menjadi suaminya."
6 September 2001, Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan wanita lain sambil tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke lain hati.

Jantungku serasa mau berhenti…

23 Oktober 2001, Aku menemukan surat ucapan terima kasih untuk Vincent, atas candle light dinner di hari ulang tahun seorang wanita dengan nama Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui…
Jantungku benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat dekat denganku disaat usia hubunganku dengan Ellen telah mencapai 5 tahun.

Melly, karenanya dia aku hampir saja mau memutuskan hubunganku dengan Ellen karena kejenuhanku. Aku telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Melly lagi setelah dekat dengannya selama 4 bulan, dan memutuskan untuk tetap setia kepada Ellen. Aku sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui hubunganku dengan Melly.

4 Januari 2002, Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku dan mengatakan Vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan yang berasal daripadaMu.
Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan apapun atau menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya.

Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya. Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa yang Ellen rasakan saat itu.

14 Februari 2002, Vincent melamarku di hari jadi pacaran kami yang ke-6. Tuhan apa yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus kuambil.

14 Februari 2003, Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!

18 Juli 2005, Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.

7 April 2006, Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada mall mencari jam idaman Vincent, aku ingin membelikan jam itu di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur di sore hari lagi kalau Vincent belum pulang walaupun aku lelah.

Aku mulai menangis, Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Jam itu adalah jam kesayanganku yang kupakai sampai hari ini, tak kusadari ia membelikannya dengan susah payah.

15 November 2007, Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan, bantu aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah untuk Vincent.

Aku tak dapat lagi menahan tangisanku, Ellen tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah untukku. Ya, ia memang membelinya di malam hari dan menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.
Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Ellen sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat. Aku berlari keluar kamar, kukecup kening Ellen dan ia terbangun… “Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun sayang…”

Kamis, 05 Desember 2013

Puisi


"Guruku"
(Wildayati Aulia)

Pagi yang indah deruan angin menerpa wajah
Tatapan kosong penuh dengan tanya
Menghiasi wajah ku saat melihat sebuah coretan tak bermakna
Dengan senyum kau ajarkan aku arti coretan itu
Kertas kosong yang belum mempunyai arti apa pun di fikiranku
Sekarang, perlahan lahan mulai dipenuhi oleh coretan kasar

Engkau guruku yang lahir dengan kelembutan hati
Membimbingku menatap luasnya ilmu dan dalamnya pengetahuan
Menaburkan benih benih kasih saying tiada lelah
Mengajar dengan senyuman yang selalu kau hiasi di bibirmu untuk kami
Coretan kasar itu berubah menjadi arti yang dalam bagi kami
Selembar kertas yang kutulis dengan tinta hitam ini
Untuk bekal menyongsong masa depan
Agar aku dan teman temanku sukses dihari nanti

Guruku
Padamu aku berguru
Dan padamulah kami meniru
Kau membimbing kami dari tidak tau apa apa
Hampir tau segalanya ..
Terimakasih untukmu lewat puisi guru