PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN
KEBERBAKATAN
DEFENISI KREATIVITAS 4P
(PRODUK, PROSES, PENDORONG DAN
PRIBADI)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Disusun Oleh:
3 PA 11
Kelompok 1
NO.
|
NAMA
MAHASISWA
|
NPM
|
1.
|
Fahmi
Wahyu K
|
12515383
|
2.
|
Ridho
Caesario
|
17515546
|
3.
|
Ratna
Dwi Hanniyah
|
15515679
|
4.
|
Wildayati
Aulia
|
17515568
|
DEPOK
NOVEMBER 2017
PEMBAHASAN
MATERI
A. Pengertian kreativitas 4P (Produk, Proses, Pendorong
dan Pribadi)
Kreativitas
diasumsikan sebagai sesuatu yang dimiliki atau tidak dimiliki dan tidak banyak
yang dapat dilakukan melalui pendidikan untuk mempengaruhinya. Dengan kata
lain, kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki oleh setiap
orang, yang dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat.
Rhodes
(dalam Munandar, 1999) dalam
menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas menyimpulkan bahwa pada
umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (Person), proses, produk, dan ditinjau dari kondisi pribadi dan
lingkungan yang mendorong (Press)
individu ke perilaku kreatif. Rhodes menyebut keempat jenis defenisi tentang
kreativitas ini sebagai “Four P’s of
Creativity: Person, Process, Press, Product”. Keempat P ini saling
berkaitan: Pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam Proses kreatif, dan
dengan dukungan dan dorongan (Press)
dari lingkungan, menghasilkan Produk kreatif.
1. Definisi Produk
Definisi yang berfokus pada produk kreatif
menekankan unsur orisinalitas, kebaruan, dan kebermaknaan, seperti definisi
dari Barron (dalam Munandar, 1999)
yang menyatakan bahwa “kreativitas adalah kemampuan untuk
menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru”. Menurut Haefele (dalam Munandar,
1999) “kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang
mempunyai makna sosial”. Definisi Haefele menunjukkan bahwa tidak keseluruhan
produk itu harus baru, tetapi kombinasinya. Sebagai contoh, kursi dan roda
sudah ada selama berabad-abad, tetapi gagasan pertama untuk menggabung kursi
dan roda menjadi “kursi roda” merupakan gagasan yang kreatif. Definisi Haefele
menekankan pula bahwa suatu produk kreatif tidak hanya harus baru tetapi juga
diakui sebagai bermakna.
Rogers (dalam Munandar, 1999) mengemukakan kriteria untuk produk kreatif adalah:
1. Produk
itu harus nyata (observable)
2. Produk
itu harus baru
3. Produk
itu adalah hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Demikian pula Amabile, dkk. (dalam Munandar, 1999) mendefinisikan kreativitas sebagai “produksi suatu respons atau karya yang baru dan sesuai dengan tugas yang dihadapi”.
Demikian pula Amabile, dkk. (dalam Munandar, 1999) mendefinisikan kreativitas sebagai “produksi suatu respons atau karya yang baru dan sesuai dengan tugas yang dihadapi”.
2. Definisi Proses
Proses kreatif dari Torrance (dalam Munandar, 1999) pada dasarnya
menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu:
“The process of (1) sensing difficulties, problem, gaps in information, missing elements, something asked; (2) making guesses and formulating hypotheses about these deficiencies; (3) evaluating and testing these guesses and hypotheses; (4) possibly revising and retesting them; and finally (5) communicating the result.”
Definisi Torrance ini meliputi seluruh proses kreatif dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil. Adapun langkah-langkah proses kreatif menurut Wallas (dalam Munandar, 1999), yang sampai sekarang masih banyak diterapkan dalam pengembangan kreativitas meliputi tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
“The process of (1) sensing difficulties, problem, gaps in information, missing elements, something asked; (2) making guesses and formulating hypotheses about these deficiencies; (3) evaluating and testing these guesses and hypotheses; (4) possibly revising and retesting them; and finally (5) communicating the result.”
Definisi Torrance ini meliputi seluruh proses kreatif dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil. Adapun langkah-langkah proses kreatif menurut Wallas (dalam Munandar, 1999), yang sampai sekarang masih banyak diterapkan dalam pengembangan kreativitas meliputi tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
3. Definisi Pendorong
Kreativitas menekankan faktor pendorong (press) atau
dorongan, baik dorongan internal (dari diri sendiri) maupun dorongan eksternal
dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (dalam Munandar, 1999) merujuk pada aspek
dorngan internal, yaitu kemampuan kreatif dirumuskan sebagai “the initiative that one manifests by his
power to break away from
the usual sequence of thought”. Mengenai dorongan
atau dukungan dari lingkungan, ada lingkungan yang tidak menghargai imajinasi
atau fantasi, dan menekan kreativitas dan inovasi. Kreativitas juga tidak
berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan konformitas dan tradisi,
dan kurang terbuka terhadap perubahan atau perkembangan baru.
Menurut Amabile, dkk. (dalam Munandar, 1999) , kreativitas tidak hanya bergantung pada keterampilan dalam bidang dan dalam berpikir kreatif, tetapi juga pada motivasi intrinsik (pendorong internal) untuk bersibuk diri dalam bekerja, dan pada lingkungan sosial yang kondusi (pendorong eksternal).
Masyarakat yang menentukan Apa dan Siapa yang dapat disebut kreatif. Sejarah dapat menyebut banyak contoh dari inventor, ilmuwan, dan senian yang dalam zamannya tidak dihargai sebagai kreatif, bahkan ada yang dianggap sebagai berbahaya. Mozart dan Van Gogh meninggal dalam keadaan miskin. Juga dalam matematika, fisika, dan kimia, pemberian atribut kreativitas merupakan proses sosial, yang seperti halnya dengan seni, bisa relatif, keliru, atau bahkan menjadi terbalik dengan perubahan zaman. Yang dulu dinilai bermakna menjadi tidak dihargai lagi, atau yang dulu tidak mendapat penghargaan, sekarang disanjung-sanjung.
Menurut Amabile, dkk. (dalam Munandar, 1999) , kreativitas tidak hanya bergantung pada keterampilan dalam bidang dan dalam berpikir kreatif, tetapi juga pada motivasi intrinsik (pendorong internal) untuk bersibuk diri dalam bekerja, dan pada lingkungan sosial yang kondusi (pendorong eksternal).
Masyarakat yang menentukan Apa dan Siapa yang dapat disebut kreatif. Sejarah dapat menyebut banyak contoh dari inventor, ilmuwan, dan senian yang dalam zamannya tidak dihargai sebagai kreatif, bahkan ada yang dianggap sebagai berbahaya. Mozart dan Van Gogh meninggal dalam keadaan miskin. Juga dalam matematika, fisika, dan kimia, pemberian atribut kreativitas merupakan proses sosial, yang seperti halnya dengan seni, bisa relatif, keliru, atau bahkan menjadi terbalik dengan perubahan zaman. Yang dulu dinilai bermakna menjadi tidak dihargai lagi, atau yang dulu tidak mendapat penghargaan, sekarang disanjung-sanjung.
4. Definisi
Pribadi
Menurut Hulbeck (dalam Munandar, 1999) “Creative
action is an imposing ofone’s own whole personality on the environment in a
uniqe and characteristic way.” Tindakan kreatif muncul dari keunikan
keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Fokus pada aspek
pribadi jelas dalam definisi ini.
Definisi mutakhir tentang kreativitas yang juga menekankan pentingnya aspek pribadi diberikan Stenberg dalam “threefacet model of creativity” (1988), yaitu “kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis: inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadia/motivasi. Secara bersamaan ketiga segi dalam alam pikiran ini membantu memahami apa yang melatarbelakangi individu yang kreatif.”
Inteligensi meliputi terutama kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental, keterampilan pengambilan keputusan, dan keseimbangan serta integrasi intelektual secara umum. Gaya kognitif atau intelektual dari pribadi kreatif menunjukkan kelonggaran dan keterikatan pada konvensi, menciptakan aturan sendiri, melakukan hal-hal dengan caranya sendiri, menyukai masalah yang tidak terlalu berstruktur, senang menulis, merancang, lebih tertarik pada jabatan yang menuntut kreativitas, seperti pengarang, ilmuwan, artis, atau arsitek.
Dimensi kepribadian dan motivasi meliputi ciri-ciri seperti kelenturan, toleransi terhadap ketaksaan (ambiguity), dorongan untuk berprestasi dan mendapat pengakuan, keuletan dalam menghadapi rintangan, dan pengambilan risiko yang moderat.
Definisi mutakhir tentang kreativitas yang juga menekankan pentingnya aspek pribadi diberikan Stenberg dalam “threefacet model of creativity” (1988), yaitu “kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis: inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadia/motivasi. Secara bersamaan ketiga segi dalam alam pikiran ini membantu memahami apa yang melatarbelakangi individu yang kreatif.”
Inteligensi meliputi terutama kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental, keterampilan pengambilan keputusan, dan keseimbangan serta integrasi intelektual secara umum. Gaya kognitif atau intelektual dari pribadi kreatif menunjukkan kelonggaran dan keterikatan pada konvensi, menciptakan aturan sendiri, melakukan hal-hal dengan caranya sendiri, menyukai masalah yang tidak terlalu berstruktur, senang menulis, merancang, lebih tertarik pada jabatan yang menuntut kreativitas, seperti pengarang, ilmuwan, artis, atau arsitek.
Dimensi kepribadian dan motivasi meliputi ciri-ciri seperti kelenturan, toleransi terhadap ketaksaan (ambiguity), dorongan untuk berprestasi dan mendapat pengakuan, keuletan dalam menghadapi rintangan, dan pengambilan risiko yang moderat.
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, SCU. 1999. Kreativitas dan keberbakatan
: strategi mewujudkan potensi kreatif dan bakat. Jakarta : Gramedia pustaka
utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar